Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ فَاُ ولٰٓئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَا لصِّدِّيْقِيْنَ وَا لشُّهَدَآءِ وَا لصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰٓئِكَ رَفِيْقًا
“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 69)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan segala sifat yang dimiliki telah memberikan semua kebutuhan makhluk-makhlukNya. Namun tahukah kita klasifikasi pemberian yang Allah sampaikan dalam kalamNya Surat An Nisa’ (4:69) ?
وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rosul, ini adalah kalimat syarthiyah (bersyarat)
فَاُ ولٰٓئِكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ
Maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah
ini adalah jawaban dari syarat di atas. Bahwasanya Allah akan membersamai dengan orang-orang yang telah diberi kenikmatan,dalam hal ini terdiri dari 4 tingkatan :
1.Rohmat
Allah SWT memberikan kasih sayangNya kepada seluruh umat,baik itu islam,kafir maupun atheis.
2.Nikmat
Pemberian Allah SWT kepada orang-orang beriman(mukmin) sebagaimana dalam Surah Al Fatihah ayat 7; انعمت علیهم (Allah beri nikmat) dan Surah An Nisa ayat 69 ; آنعم اللہ علیھم (Allah beri nikmat).
3.Barokah
Adalah Ziyadatul Khoir, bertambahnya kebaikan-kebaikan,Keberkahan.
4.Karunia/Anugerah (فضل)
Kemurahan dan pemberian Allah SWT kepada manusia pilihan atau yang dikehendaki.
مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَا لصِّدِّيْقِيْنَ وَا لشُّهَدَآءِ وَا لصّٰلِحِيْنَ
Dari para nabi dan rosul, orang-orang yang benar dan orang-orang yang berani dalam kebenaran, orang-orang yang berjuang/syuhada’ serta orang-orang yang sholih
ذٰلِكَ الْـفَضْلُ مِنَ اللّٰهِ ۗ وَكَفٰى بِا للّٰهِ عَلِيْمًا
Yang demikian itu adalah karunia dari Allah dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui
(QS. An-Nisa’ 4 : 70)
Dan tingkatan tertinggi pemberian Allah SWT adalah karunia atau anugerah, seperti halnya dalam kisah Nabi Sulaiman AS yang memindahkan singgasana Ratu Balqis
قَا لَ الَّذِيْ عِنْدَهٗ عِلْمٌ مِّنَ الْـكِتٰبِ اَنَاۡ اٰتِيْكَ بِهٖ قَبْلَ اَنْ يَّرْتَدَّ اِلَيْكَ طَرْفُكَ ۗ فَلَمَّا رَاٰ هُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهٗ قَا لَ هٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّيْ ۗ لِيَبْلُوَنِيْٓءَاَشْكُرُ اَمْ اَكْفُرُ ۗ وَمَنْ شَكَرَ فَاِ نَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖ ۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِ نَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ
Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, dia pun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Barang siapa bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barang siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia.
(QS. An-Naml 27: 40)
والله أعلمُ بالـصواب